Khotbah Kitab Obaja 1:1-16

Nama              : Sara Claudia Tuwomea
Nim                 : 201541283
Mata Kuliah   : Homiletika
Dosen             : Pdt. Thelma S Walangare M.Th
 


Saudara-saudaraku yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Kitab Obaja merupakan salah satu kitab dari 12 nabi kecil, dan Kitab Obaja adalah yang paling terkecil. Mengapa dikatakan seperti itu? karena Kitab Obaja ini hanya terdiri dari 1 pasal dan 21 ayat, sehingga menjadi kitab paling pendek dalam Perjanjian lama. Jadi bukan bentuk fisik dari Nabi Obaja yang kecil melainkan isi dari kitab ini kecil atau pendek sehingga disebut Kitab yang terkecil. Nabi Obaja adalah penulis dari Kitab Obaja ini dan ia adalah seorang nabi yang setia kepada Allah dan memasrahkan dirinya secara total kepada Allah artinya ia menyerahkan dirinya sepenuhnya untuk dipakai Allah dan melakukan kehendak-Nya. Dalam bahasa Ibrani Obaja “Ebed YHWH” yang berarti Hamba TUHAN. Kitab Obaja diyakini oleh para ahli ditulis sekitar tahun 840 Sebelum Masehi. Nabi adalah pemimpin sekelompok orang yang bertanggunngjawab dalam memberitakan “Firman Allah” kepada bangsanya. Ciri khas dari Kitab Obaja adalah tuduhannya terhadap Edom dan hal tersebut sangat khusus dan istimewa. Edom bukan lagi “suatu bangsa di antara bangsa-bangsa”, yang akan menerima hukuman tetapi suatu musuh yang “istimewa”. Edom melebihi setiap bangsa yang menentang TUHAN dan telah menghancurkan kerajaan TUHAN yakni Yehuda sendiri. Edom merupakan bangsa yang berasal dari keturunan Esau saudara Yakub yang boleh kita baca ceritanya dalam Kitab Kejadian pasal 33:1-20.

Saudara-saudaraku yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
            Judul pembacaan kita disaat ini dalam kitab Obaja pasal 1:1-16 adalah Nubuat tentang Edom. Pada ayat yang pertama nabi Obaja mengungkapkan penglihatannya  terhadap edom “suatu kabar telah kami dengar dari TUHAN” disini nabi Obaja hendak mengatakan apa yang diberitakannya adalah suatu berita yang berasal dari persekutuannya bersama dengan Allah dan diberitakan bukan dengan angan-angannya sendiri. Ia mengatakan bahwa seorang pekabar telah diutus kepada wakil-wakil bangsa dan menyerukan agar mereka bersekutu dan mendengar tuduhan terhadap Edom. Pada ayat (2-4) disini kita akan membahas mengenai Keangkuhan Edom. Pada ayat 2 dikatakan bahwa Edom akan direndahkan “Aku (akan) membuat engkau kecil”. Bencana yang akan menimpa Edom telah dinubuatkan bahwa mereka akan sangat direndahkan dan dibuat menjadi terkecil dan hinakan diantara manusia, inilah nasib yang akan menimpa Edom. Kita juga bisa membaca pada ayat 3 dimana karena keangkuhan hati yang telah memperdayakan mereka dan keadaan mereka yang merasa nyaman karena tinggal diliang-liang batu yang tinggi, sehingga merekapun berkata “siapakah yang sanggup menurunkan aku ke bumi?”. Maka pada ayat keempat Tuhan pun berkata “sekalipun engkau terbang tinggi seperti burung rajawali bahkan sarangmu di tempatkan di antara bintang-bintang, dari sana pun Aku akan menurunkan engkau”. Yang kita semua ketahui bahwa burung rajawali biasanya membuat sarang ditempat yang tinggi atau dipuncak gunung yang tidak bisa dicapai oleh manusia, dan dari situlah ia juga dapat mengawasi dan meneneliti dunia. Demikian pula Edom membayangkan bahwa ia dapat melarikan diri seperti burung rajawali dan mencari suatu tempat yang aman. Akan tetapi Edom keliru karena mencari tempat seperti itu yang tidak ada. Sebab sekalipun kita mencari tempat yang aman Allah tetap dapat memantau keberadaan kita dimanapun kita hendak pergi, karena tak seorang pun dapat luput dari mata Allah. Saudara-saudara, bisa kita bayangkan jika kita berlaku tidak benar dihadapan Allah seperti yang dilakukan Edom dengan keangkuhan hati mereka dan mencoba melarikan diri dari hadapan Allah, maka Allah tidak akan segan-segan untuk menghukum kita.
                Selanjutnya pada ayat (5-10) ini kita akan membahas mengenai bukti-bukti yang menentang Edom dimana nabi Obaja berbicara tentang  penghancuran akan Edom dan mereka akan kehilangan daerah tempat tinggal mereka tetapi mereka akan tetap hidup walaupun terpencar-pencar. Kehancuran yang akan diaalami Edom akan seperti sebuah kota yang dikalahkan yang penuh dengan tentara-tentara yang merampok dan mencuri harta benda mereka, dan apa yang tidak dapat dicuri akan dihancurkan atau dimusnahkan. Dan sekalipun Edom berhasil menyembunyikan separuh kekayaannya ditempat tersembunyi pada akhirnya akan tetap ditemukan. Edom didesak untuk keluar dari daerahnya oleh sekutu yang dahulu membantu mereka menyerang Yehuda, sangat ironis bahwa suku yang dulu bersekutu dengan mereka dalam kejahatan bangkit menyerang mereka. Inilah kebodohan Edom karena mereka bersekutu dengan bangsa lain yang pada akhirnya akan menghancurkan mereka. Saudara-saudara  satu hal yang perlu kita ingat dan tanamkan dalam hati setiap pribadi kita, bahwa suatu persekutuan yang jahat akan menghasilkan buah yang jahat pula, maka kepercayaan antara satu dengan yang lain pun akan hilang.  Sebab apa yang hendak kita tabur itupun yang akan kita tuai. Dalam ayat 8 pada waktu itu yakni hari penghukuman terhadap Edom  yang akan bertanggungjawab adalah orang-orang yang bijaksana yang dapat dikatakan suatu penasihat pemimpin politik di  Edom, pada ayat 9 pun dikatakan ada seorang yang bijaksana yaitu Elifas teman Ayub yang berasal dari Teman (dikenal sebagai suku yang memiliki himat kebijaksanaan) yang sebenarnya atas pengaruh orang-orang inilah Edom seharusnya dibawa kearah yang benar, akan tetapi pengaruh itu tidak ada sehingga Edom tetap menempuh jalan kebinasaan. Teman ini merupakan kota besar di Negeri Edom dan sekarang kota ini diduga adalah kota kuno Tawilan yang dimana satu-satunya jalan menujuh kota ini melalui cela-cela gunung batu. Sehingga hal inipun dayakini oleh tentara Edom sebagai tempat yang aman sehingga mereka tidak siaga akan kedatangan tentara musuh yang pada akhirnya menghancurkan mereka.

Saudara-saudaraku yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
            Kini pada ayat (10-14) kita bisa membaca alasan kehancuran Edom dimana ketika Yerusalem jatuh dan ini menunjukan bahwa Edom adalah musuh TUHAN. Dimata Yehuda apa yang akan terjadi kepada Edom merupakan pembalasan yang adil atas sikap mereka terhadap anggota keluarganya sendiri. Marilah kita mengenang kembali hubungan antara Edom, Yehuda dan saudaranya. Edom menyerbu Yehuda dimasa pemerintahan raja Ahas dan karena kebencian Edom terhadap Yehuda ini telah membuat TUHAN marah. Apalagi ketika peristiwa jatuhnya Israel membuat bangsa Edom bersukacita. Ini merupakan suatu sikap yang tidak pantas kita ikuti karena Edom bersukacita atas kejatuhan atau penderitaan yang dialaami oleh saudaranya sendiri. Ketika penghancuran Yerusalem oleh Nebukadnezar di dalam peperangan itu Edom mengambil kesempatan untuk merebut keuntungan sehingga ia menolong Nebukadnezar menaklukan Yerusalem secara khusus menghancurkan bait Allah. Inilah kejahatan Edom terhadap saudara sepupunya Yerusalem. Kemudian pada saat Israel sangat membutuhkan persaudaraan, Edom hanya berdiri dikejauhan, sehingga bukan saja menolak untuk menolong Yehuda tetapi Edom pun bersedia menolong Nebukadnezar. Penghancuran akan Yerusalem merupakan penghancuran yang kejam dan total dimasa itu. Pada ayat 12 nabi Obaja mengucapkan bentuk kalimat dengan larangan “jangan” dimana ia mau mengajak kita semua kembali mengingat masa dimana Edom menertawakan yakni bersukacita dan bergirang hati atas keruntuhan bangsa dan kota, bahkan kematian yang menimpa Yehuda yang diakibatkan oleh orang-orang Persia. Pada ayat ke13 ini nabi Obaja menekankan kejahatan-kejahatan berupa penyerbuan dan ejekan seolah-olah ia bermaksud menggarisbawahi betapa beratnya dosa Edom terhadap saudara sepupunya. Saudara-saudara, Jika kita membaca secara teliti mulai dari ayat 11 sampai 14 kita akan melihat bahwa perikop ini bertitik tolak pada masa lampau, atau peristiwa-peristiwa itu telah terjadi.
             Pada ayat (15-16)  berbicara tentang Hari Tuhan dimana hari penghukuman hampir tiba dan penghukuman atas Edom akan menjadi suatu kenyataan. Dalam ayat 15 tertulis “seperti yang engkau lakukan, demikianlah akan kembali menimpa kepalamu sendiri” disini jelas dimana hukum tabur tuai itu diberlakukan. Karena mereka akan menerima pembalasan dari TUHAN yang akan mendatangkan kehancuran sebab Edom sendirilah yang telah menanam bibit kehancuran melalui tindakan mereka. Pada ayat 16 dikatakan “sesungguhnya seperti kamu telah minum di atas gunung-Ku yang kudus (Yerusalem), segala bangsapun akan minum dengan tidak henti-hentinya; bahkan mereka (Edom) akan minum dengan lahap dan mereka akan menjadi seakan-akan tidak pernah ada. Dalam ayat ini hukum pembalasan digambarkan sebagai seorang peminum, dimana orang yang banyak minum minuman keras secara perlahan-lahan tetapi pasti akan menghancurkan dirinya baik itu martabatnya dan pada akhirnya dirinya sendiri.  

Saudara-saudaraku yang mengasihi dan dikasihi oleh Tuhan kita Yesus Kristus.
Berdasarkan tema perenungan kita diminggu yang berjalan ini yakni “Karakter Buruk merusak Jati Diri dan Persekutuan” saya mengajak kita semua untuk merenungkan dan melakukan beberapa hal penting dari Kitab Obaja ini yang dapat kita jadikan acuan, tolak ukur ataupun pembelajaran sebagai Umat Kristen yang percaya kepada Yesus Kristus.
Yaitu:
1)      Bangunlah karakter baik dalam setiap pribadi kita, dengan tidak berlaku angkuh, sombong seperti Edom dan Tidak bersukacita diatas penderitaan yang dialami oleh saudara kita. Karena Allah sangat mengasihi umatNya yang mau mengasihi sesamanya. Sebab siapa yang berlaku seperti Edom akan dihukum setimpal dengan yang dilakukannya. Maka ketika pun ada saudara kita yang menderita dan membutuhkan pertolongan, baik itu pergumulan sakit penyakit ataupun pribadi kita bisa membantu didalam doa, dan ketika ada saudara kita yang tertimpa bencana marilah kita membantu mereka dengan segala kemampuan kita. Dan ketika pun dalam hal membantu bukan hanya saudara yang kita kenal sajalah yang perlu dibantu. Tetapi pun mari membantu mereka yang tidak kita kenal namun yang membutuhkan pertolongan, sebab Tuhan sendiri yang mengajarkan kepada kita untuk menolong saudara kita tanpa memandang muka yakni ras suku bangsa ataupun latarbelakang mereka. Karena demikianlah yang perlu dilakukan oleh anak-anak Allah. Melalui hal inilah maka karakter kita akan dibentuk menjadi lebih baik karena kita boleh menjadi saluran berkat bagi oranglain.

2)      Dimanapun kita pergi dan berada jati diri kita sebagai orang Kristen yang meneladani Yesus Kristus tidaklah boleh hilang. Melainkan mari kita terus bersinar dengan memancarkan kasih Kristus itu. Sebab satu saja kejahatan yang kita lakukan jika dibiarkan pasti akan merusak Jati diri kita sebagai anak Allah yang membawa terang. Sama seperti kita Mahasiswa fakultas Teologi ketika kita berada dilingkup masyarakat berlakulah layakanya seorang Mahasiswa yang dipersiapkan untuk menjadi hamba Tuhan mulai dari cara berpakaian, berbicara, bahkan tingkahlaku kita ditengah-tengah jemaat.

3)      Teruslah memberi diri dalam persekutuan dengan penuh kesungguhan hati melayani Tuhan, yang tidak membangun suatu persekutuan berdasarkan kejahatan sebab persekutuan yang awalnya dibangun untuk sebuah kejahatan akan menghasilkan buah jahat pula. Sehingga bukan berkat yang kita dapatkan melainkan kutuk yang menjatuhkan dan merusakan persekutuan dan kepercayaan tidak akan kita miliki. Untuk itu marilah kita sebagai generasi muda bangun persekutuan yang baik dengan Tuhan karena Tuhan itu sungguh baik bahkan sangat baik dalam kehidupan saya dan saudara.


Tuhan Yesus memberkati firman-Nya yang hidup dan memberkati kita semua mulai hari ini dan sampai selama-lamanya. AMIN…

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsiran Roma 12 : 1-8 “Persembahan Yang Benar”

Surat-Surat Yohanes dan Injil Yohanes