Ringkasan Tafsiran Kitab Imamat Pasal 3 & 20 "Hermeneutik PL"

Tafsiran Imamat 3:1-17
 “Korban Keselamatan”

Ayat 1-5 “Persembahan Keselamatan Dari Lembuh”
Korban keselamatan dalam bahasa Ibrani Zebah syelamim. Kata Zebah berarti “apa yang disembelih”. kebiasaan mempersembahkan kurban berupa binatang memang tersebar luas di dunia Kuno. Pada mulanya di antara orang-orang Israel penyembelihan adalah korban, karena dilaksanakan diatas mezbah di kampung dan darahnya dan dipersembahkan kepada Allah. Korban keselamatan tujuannya adalah untuk mengucap syukur. Dalam ayat yang pertama diawali dengan kata “ jikalau persembahannya merupakan”  ini menunjukkan bahwa ketika ada pilihan yang diambil, maka hal yang berbeda pula harus disiapkan oleh orang yang akan mempersembahkan sebuah korban tersebut. Korban yang akan dipersembahkan haruslah hewan yang tidak bercela.
Didepan pintu Kemah Pertemuan korban ini disembelih diluar pelataran luar dari Kemah Suci, yaitu di luar daerah yang bersifat kudus, tidak sama seperti  korban bakaran yang disembelih dihadapan Tuhan. Alasannya ialah korban bakaran itu seluruhnya dipersembahkan diatas mezbah, tetapi sebagian besar dari korban keselamatan ini tidak diterima oleh Allah. Orang dari kaum awam yang membawa lembu sebagai korban haruslah memisahkan lemak, buah pinggang, umbai hati. Segala lemak adalah kepunyaan Tuhan, lemak itu diambil dan dibakar. Dalam perapian yang meyala-nyala, lemak akan terbakar dan menimbulkan asap.asap dan bau dari kurban bakaran mewujudkan suatu kurban api-apian yang menyenangkan bagi Tuhan. Hal ini juga menunjukkan bahwa segala kehidupan yang Tuhan anugerahkan akan kembali kepada Tuhan juga.



Ayat 6-11 “ Persembahan Keselamatan Dari Kambing Domba”
 Sama halnya dengan ayat yang pertama yang diawali dengan kata “ jikalau persembahannya merupakan” kembali menunjukkan bahwa ketika ada pilihan yang diambil, maka ada hal yang harus disiapkan oleh orang yang akan mempersembahkan sebuah korban tersebut. Hewan yang akan dipersembahkan haruslah jewan yang tak bercela. Aturan ini dilakukan secara turun temurun sampai Yesus datang sebagai korban, yang dikaruniakan Allah untuk menjadi penebus dosa manusia. Akan tetapi dalam catatan bangsa Israel aturan-aturan ini telah di salah gunakan oelh bangsa Israel, korban yang seharusnya dipersembahkan kepada Tuhan kini menjadi persembahan untuk dewa. Maka bangsa Israel beberapa kali dibuang.

Ayat 12- 16 “Persembahan Keselamatan Dari Kambing”
Segala lemak adalah kepunyaan Tuhan. Korban persembahan yakni kambing haruslah dibawa kepada Tuhan dan ketika disembeli didepan kemah pertemuan maka anak Harun diperintahkan untuk menyiramnya kesekeliling mezbah.

Ayat 17  “Ketetapan Untuk Melakukannya”
Dalam kitab Imamat menekankan bahwa suatu prinsip keagamaan sangat penting. sebab itu, sangat ditekankan bahwa manusia dilarang makan lemak dan darah, karena kedua hal itu dimilliki oleh Allah. Sifat khusus dari korban keselamatan ini ialah ternak yang disembelih dibagi-bagikan antara Allah, Imam dan kelompok orang awam. Darah dan lemak ternak itu diberikan kepada Allah, sebagian dimakan oleh imam-imam serta keluarga mereka, dan sisanya oleh orang awam bersama dengan keluarganya dan tamu-tamu yang tahir diundang juga. Darah dan lemak dipersembahkan kepada Tuhan, karena dianggap sebagai milik-Nya yang khusus. Orang dari Kaum awam membawa lembuh, domba atau kambing sebagai korban, kelompok kaum awam dan para imam meletakkan tangan di atas kepala, menyembelihnya dan mengguliti dan memotong-motongnya. Imam itu menyiramkan darah pada mezbah sekelilingnya dan membakar lemak di atas mezbah itu. 

Tafsiran Imamat 20:1-17
“Kudusnya Umat Tuhan”

Ayat 1-2, Musa adalah orang yang dipilih  Allah untuk memimpin umat Israel keluar dari perbudakan. Dalam Imamat 20:1 -2 dikatakan “ setiap orang, baik dari antara rang Israel maupun dari antara orang asing yang tinggal ditengah-tengah orang Israel yang menyerahkan seorang dari anak-anaknya kepada molokh pastilah ia dihukum mati”, molokkh dalam bahasa Ibrani yang dipakai sebagai Dewa asing yang palsu. Molokh dipercaya sebagai dewa yang dapat memberikan kesuburan dan berkat. Orang yang menyembah Molokh akan mempersembahkan anak-anak untuk dibakar sebagai persembahan kepada dewa Molokh. Molokh adalah dewa yang disembah oleh bangsa Amon, keturunan Lot. Dalam ayat 2 jelas ditekankan bahwa orang yang menyembah Molokh akan dihukum mati dengan cara rakyat akan melempari  batu kepada orang yang menyembah Molokh.  Allah juga tidak segan-segan untuk tidak menganggap mereka sebagai umatNya jika mereka menajiskan kemah-Nya dan menghina namaNya yang suci dengan mempersembahkan anak mereka kepada Molokh.

Ayat 3,  Dalam ayat 3 dikatakan “Aku sendiri” kata Aku disini menunjuk kepada Tuhan. Yang yang telah menyembah Molokh tidak bisa dianggap lagi sebagai umat Allah seperti yang tertulis dalam ayat 3 “Aku sendiri yang akan menentang dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya”.  Karena mereka telah menajiskan tempat Kudus Tuhan, ungkapan ini sangat cocok jika anak-anak, baik laki-laki maupun perempuan diserahkan kepada Molokh dibait suci untuk menjadi pelacur. Orang-orang Israel sering mencampur agama-agama dan mengacaukan Tuhan dengan dewa-dewa asing, sehingga mereka mungkin menyerahkan anak-anak yang dipersembahkan kepada Molokh atas nama Tuhan, dengan demikian kekudusan nama Tuhan sangat dilanggar.

Ayat 4-5, Salah satu hukuman mati yang paling lazim dalam masyarakat Israel adalah melemparkan batu sampai mati. Ibadah kepada dewa-dewa asing digambarkan dalam perjanjian lama sebagai zinah. Tetapi ibadah demikian sering termasuk zinah dengan para pelacur sacral. Jika masyrakat menutup mata dan tidak menghukum mereka atas tindakan mereka menyembah Molokh, maka Allah dengan kuasa-Nyalah yang akan menghukum mereka Karena Allah membenci umat yang menyembah ilah-ilah lain.
Ayat 6, Arwah atau roh-roh peramal suatu kebiasaan orang –orang Kanaan yang dilarang, yaitu konsultan dengan orang-orang mati yang dianggap sanggup meramalkan peristiwa-peristiwa pada masa depan. Orang-orang seperti itu akan dilenyapkan Tuhan dari antara bangsanya. Jadi Tuhan tidak menghendaki umat-Nya untuk meminta pertolongan dalam hal apapun kepada roh-roh orang yang sudah mati.
Ayat 7, Allah meminta agar umat-Nya kudus atau dikhususkan untuk Allah yang berarti bahwa umat Israel yang telah dibebaskan dari perbudakan di Mesir dikhususkan menjadi milik Sang Pembebas yaitu Allah. Mereka harus hidup terikat pada kehendak Allah yang kudus itu. Akulah Tuhan Allahmu  artinya Tuhan Allah bersedia menyatakan diri-Nya kepada manusia dengan maksud agar Dia menjadi Allah mereka dan mereka menjadi umat-Nya. Bagaimana untuk hidup kudus? Yaitu umat harus hidup sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh Allah dan berjalan kepada jalan yang benar serta taat dan setia kepada-Nya.
Ayat 8-17, Mengutuki, di Israel Kuno suatu kutuk dianggap sebagai yang berkuasa merugikan bahkan membinasakan orang yang dikutuki itu. orang yang mengutuki orang tuanya harus dihukum mati. Maka darahnya tertimpa kepadanya sendiri, berarti bahwa orang yang membunu dia tidak bersalah dan dendam tidak bisa dibalas dari orang itu. zinah,  zinah dari bahasa Ibrani zanah adalah perbuatan antara laki-laki dari perempuan yang terikat pernikahan dan perkawinan. Ada pula persinahan yang diperingatkan keras oleh Allah yaitu persinahan terhadap hubungan Israel dengan Allah. persinahan ini dalam bentuk penyembahan ilah-ilah atau dewa-dewa lain. Seorang isteri ayahnya, hubungan seksual dilarang bukan hanya dengan ibu tetapi juga dengan isteri-isteri ayah yang lain.  perbuatan yang keji, mengotori , menyebabkkan kekacauan dan melawan kehendak serta rencana Allah untuk dunia. Allah mengatakan jika mereka melakukan perbuatan sumbang dengan bersetubuh dengan anggota keluarganya maka mereka akan dihukum dan harus menerima hukuman itu didepan semua bangsa mereka dan siap menanggung resiko dengan tidak diakui menjadi umat Allah.
  


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsiran Roma 12 : 1-8 “Persembahan Yang Benar”

Surat-Surat Yohanes dan Injil Yohanes

Khotbah Kitab Obaja 1:1-16