Ringkasan Tafsiran Kitab Keluaran "Hermeneutik PL"


“Keluaran 2:11-22”
Musa Membela Bangsanya Dan Lari Ke Midian

Ayat 11 : Dalam kata dewasa waktu itu Musa telah menginjak usia 40 tahun. Pada waktu itu Musa melihat saudaranya yang adalah orang Ibrani dipukul oleh seorang Mesir. Disini disebtukan saudara karena Musa adalah orang Ibrani.
Ayat 12 : untuk melihat. Ungkapan dalam bahasa ibrani berarti “melihat secara teliti”. Disini Musa dikatakan menoleh kesana-kesini diakarenakan ia telah membunuh seorang Mesir. Memukul: yaitu secara sangat keras barangkali dengan maksud membunuh. Kata kerja dalam bahasa ibrani diterjemahkan dengan dibunuhnya. Kemudian Musa menyembunyikan mayat orang Mesir itu didalam pasir karena negeri Mesir terdapat banyak pasir sehingga cara itu dipakai agar mayat yang dikuburnya dalam pasir tidak diketahui orang-orang.
 Ayat 13 : pukul,  kata kerja dalam bahasa ibrani yang berbeda diterjemahkan dengan membunuh dalam ayat 14-15. Setelah kejadian yang telah terjadi dimana musa membunuh seorang Mesir. Pada keesokan harinya ia keluar istana dan mendapati dua orang saudaranya sedang berkelahi. Dalam teks Alkitab tidak dijelaskan masalah yang terjadi antara mereka . Musa bertanya kepada orang yang bersalah yang dimana menandakan bahwa Musa mengetahui masalah yang terjadi dianatara mereka.
Ayat 14: Musa terkejut ketika mendengar pernyataan dari orang yang berkelahi itu bahwa apakah ia mau membunuh mereka seperti seorang Mesir yang ia bunuh. Hal ini membuat Musa menjadi takut karena ternyata ada orang yang melihat perbuatanya, sehingga hal tersebut membuat ia menjadi takut. Ia berfikir bahwa mereka akan memberitahukan hal itu kepada Firaun walaupun ia sudah mengecek dengan menoleh kesana-kesini kalau tidak ada orang yang melihat perbuatannya. Musa pun berfikir bahwa orang yang ia tolong akan membocorkan rahasianya.
Ayat 15 : Firaun telah mengetahui rahasia Musa dan ternyata orang yang Musa tolonglah yang memberitahukan hal itu kepada Firaun. Sikap ini menunjukan bahwa bangsa Israel belum matang untuk dibebaskan dan bangsa Israel belum menerima Musa sebagai pemimpin mereka. Maka seketika itu Firaun mencari cara untuk membunuh Musa, karena ia takut suatu hari Musa akan menjadi pemimpin pemberontakan . maka Musa lari ke tanah diutara Arab dan tibah ditanah Midian.  Tiba” Dalam bahasa Ibrani terdapat kata yang berarti “tinggal” yang memang cocok dengan konteks ini. Namun dalam ungkapan berikut kata kerja yang sama diterjemahkan sebagai “duduk”. Midian : terletak di sebelah selatan negeri Edom dan disebelah timur Teluk Akaba. Namun, orang-orang Midian mengembara keseluruh daerah Mesir. Menurut Kejadian 25:1-4, Midian adalah seorang anak Abraham dan Ketura yang berarti bahwa orang Israel menganggap orang midian sebagai suku yang berhubungan erat dengan mereka.
Ayat 16 : ada seorang Imam di Midian bernama “Rehuel” Nama ini berarti sahabat Allah. ditempat yang lain orang yang sama itu disebut Yitro, yang memiliki tujuh orang anak perempuan yang datang untuk menimba air untuk memberi minum domba-domba mereka dan mereka duduk didekat Musa.
Ayat 17 : dibanyak daerah timur dekat jumlah air sangat terbatas sehingga harus dibagikan secara hati-hati. Mungkin hal inilah yang membuat gembala-gembala yang datang untuk memonopoli air disumur itu, sehingga mereka mengusir gadis-gadis itu (tujuh gadis anak Rehuel) dan merampas air yang telah mereka timba. Lalu ketika Musa melihat hal itu dan tidak tahan atas ketidakadilan yang terjadi, maka ia bangkit dan mendapati para gembala laki-laki itu dan mengusir mereka lalu melindungi gadis-gadis itu. Menolong kata dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan sebagai “menolong” dalam ayat 19 bisa diterjemahkan sebagai penyelamat.
Ayat 18 : setelah gadis-gadis itu meras aman dan mendapatkan air untuk domba mereka maka mereka pulang dan memberi minum kambing domba mereka. Mereka pulang kerumah dan bertemu dengan ayah mereka Rehuel yang kebingungan melihat ketujuh putrinya yang sangat lekas telah kembali kerumah.
Ayat 19 : pada ayat ini ketujuh gadis menjelaskan kepada ayah mereka apa yang telah terjadi pada mereka ketika menimba air dismur. Dimana pada saat itu Musa telah menolong mereka dari gembala laki-laki yang menyusahkan mereka. Disini mereka menyebut Musa seornag Mesir, pastilah Musa disebut seorang Mesir karena pakaiannya, cara ia berbicara dan sebagainya sebab ia belum lama tibah ditanah Midian dan banyak hal yang belum ia rubah termasuk pakaian. Ternyata Musa tidak hanya membantu mengusir gmbala laki-laki itu tetapi juga membantu menimba air yang banyak untuk ternak mereka.
Ayat 20 : Ayah dari ketujuh gadis yaitu Rehuel atau Yitro terkesan dengan apa yang dilakukan Mus setelah mendengar pernyataan dari para putrinya. Hal itu jelas ketika ia menyuruh anak-anaknya untuk mengundang Musa makan bersama dan ia sempat bertanya “mengapa kamu tinggalkan orang itu?. pertanyaan ini menegaskan kalau Yitro ingin berjumpa dengan Musa dan ingin Musa tinggal dirumahnya.
Ayat 21 : Musa menerima tawaran dari Yitro untuk tinggal dirumahnya mungkin karena ia tidak memiliki tempat untuk ia tinggal dan tuju. Lalu Yitro memberikan salah satu orang putrinya yakni Rehuellah Zipora untuk menjadi istri Musa. “diberikan” bukan berarti sebagai suatu imbalan karena Musa menolong putrinya tapi suatu tindakan Yitro untuk melakuka sebuah pengikatan kepada Musa lewat pernikan dengan salah satu putrinya.
Ayat 22 : Musa dan Zipora dikaruni seorang  anak yang mereka beri nama Gersom. Dalam bahasa Ibrani “ger” yang sama dengan suku kata pertama berarti “pendatang” dan syam yang hamper sama dengan som pada suku kata kedua berarti disana. Dijelaskan Musa menamainya Gersom sebab katanya “aku telah menjadi seorang pendatang dinegeri asing”.


“Keluaran 13:1-16”
Ketetapan Tentang Anak Sulun Hari Raya Roti Tidak Beragi”

Ayat 1-2 : “kuduskanlah bagi-Ku semua anak sulung”. Dalam masyarakat kuno, putra sulung sering menempati posisi istimewa dalam struktur keluarga. Dengan memberi kewajiban khusus terkait ritus agama kepada orang Lewi, Allah membebaskan keluarga-keluarga Israel lain dari kewajiban mempersembahkan putra sulung yang merupakan sebuah pengungkapan perhatian orang Israel terhadap kehidupan manusia dan perlakuan istimewa mereka terhadap anak sulung. “semua laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah”. anak sulung adalah kepunyaan TUHAN, yang telah melewati rumah-rumah mereka pada malam yang baru lalu, malam penghukuman atas seluruh Mesir. Bangsa itu diperintahkan untuk mengakui hal ini dengan menguduskan anak sulung mereka untuk melayani Allah. “dikuduskan” berarti “dikucilkan”, “ ditarik dari pemakaian biasa”.
Ayat 3-10: “ketetapan tentang hari-hari roti tidak beragi”. Hari raya Paskah dan Roti tidak beragi adalah dua perayaan yang dilangsungkan secara berturut-turut dalam musim semi. Paskah terkait dengan kata Ibrani yang berarti “melewati”. Tidak seperti Paskah yang tidak memerlukan tempat khusus dan dirayakan di rumah, hari raya Roti Tak Beragi adalah pesta ziarah yang harus diikuti oleh orang laki-laki dewasa di tempat ibadat. Perayaan ini diselenggarakan untuk mengenang tindakan Allah yang telah menelamatkan umat dari tulah terakhir dan menolong mereka keluar dari perbudakan Mesir. Jika tradisi Y dalam 12:34 mengaitkan roti tak beragi dengan sikap tergesa-gesa dalam peristiwa keluaran, penulis 13:8 menambahnya dengan catatan yang lebih pribadi: ibadah ini adalah karena mengingat apa yang dibuat Tuhan kepadaku pada waktu aku keluar dari Mesir. Istilah lain adalah “membawa keluar”. Karena Firaun menolak untuk membebaskan Israel, maka Yahwe mengambil keputusan untuk “membawa meraka keluar”. Selama minggu Paskah, ragi dan semua bahan yang kena ragi harus dibuang dari rumah orang Israel sehingga mereka tidak dilenyapkan dari antara bangsa Israel. Memakan roti yang tidak mengandung ragi adalah lambang hidup yang tidak mengenal dosa. Sekali lagi, Roti tidak beragi disajikan pada hari Paskah sebagai peringatan batapa terburu-burunya umat harus meninggalkan Mesir, sampai tidak mempunyai waktu untuk membiarkan adoan roti mengembang. Roti tidak beragi harus disantap saat perayaan Paskah, Hari Raya Roti tidak beragi berlangsung selama tujuh hari. Dari situ kelihatan betapa hebat dan mengagumkan cara Allah membebaskan umat-Nya.

Ayat 11-16: “hukum Tuhan kepada Musa dan kepada bangsa Israel untuk mempersembahkan segala yang lahir terdahulu dari kandungan, yang beranak pertama kali, anak jantan yang sulung bagi Tuhan”. Dalam ayat 13 dijelaskan tenatang anak keladai yang lahir terdahulu. Keledai bernilai sebagai hewan yang membawa beban atau menolong dalam pekerjaan lain, tetapi kesimpulan yang ditarik dari hukum-hukum dalam imamat 11:1-8; ulangan 14:3-8 ialah keledai itu tidak bisa dimakan atau dipersembahkan sebagai korban. Dengan demikian harus ditebus dengan anak domba. Keledai itu ditebus dengan kambing domba, anak manusia menurut peraturan-peraturan. Dalam ayat 11-16, hubungan antara persembahan anak sulung bagi TUHAN dengan negeri menjadi jelas. Tuhanlah yang memiliki tanah dan orang Israel sama seperti penyewa. Dengan demikian, Tuhan berhak menerima hasil pertama yaitu anak sulung, baik pada manusia maupun pada hewan dan pemilikan-Nya atas tanah diakui. Istilah terakhir yang bisa menambah kejelasan arti penebusan adalah “menjadi penebus”. Seorang penebus adalah anggota keluarga yang bertanggungjawab atas keutuhan keluarga itu. kalau ada harta milik keluarga yang jatuh ke tangan orang lain yang bukan anggota keluarga, seorang penebus akan berusaha agar milik itu tetap berada dalam lingkungan keluarga. Jadi seorang penebus campur tangan pada saat keluarga mengalami krisis, dalam situasi gawat. Karena itu penebusan berarti Allah mengidentifikasikan diri dengan seorang anggota keluarga, yang memperhatikan anggota keluarga lain. Jadi penebusan lebih dari sekedar “membayar kembali”.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tafsiran Roma 12 : 1-8 “Persembahan Yang Benar”

Surat-Surat Yohanes dan Injil Yohanes

Khotbah Kitab Obaja 1:1-16